Krisis iklim yang sedang terjadi dan semakin parah setiap harinya mengancam eksistensi umat manusia. Selama satu abad terakhir, suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,2°C, dengan dekade terakhir menjadi yang terpanas yang pernah tercatat dalam sejarah. Jumlah kejadian cuaca ekstrem telah meningkat lebih dari dua kali lipat. Pada tahun 2023 saja, tercatat lebih dari 300 bencana terkait cuaca di seluruh dunia. Kerugian ekonomi akibat bencana terkait iklim telah melonjak drastis. Pada tahun 2022, kerugian ekonomi global akibat bencana alam diperkirakan mencapai US$268 miliar, meningkat secara substansial dari US$166 miliar pada tahun 2019.
Para ahli dan praktisi akan menyoroti dampak krisis iklim skala global dan kerentanan lokal yang membutuhkan perhatian mendesak melalui presentasi studi kasus dunia nyata yang menggambarkan kerusakan mendalam dan tidak dapat dipulihkan yang ditimbulkan oleh kekacauan iklim.
Melalui diskusi interaktif dan berbagi pengalaman, sesi "Malapetaka Dimana-mana: Memahami Dampak Krisis Iklim Bagi Kita Semua" akan mengeksplorasi solusi antisipasi, mitigasi, dan adaptasi, serta jalur inovatif untuk menghadapi krisis iklim bersama, menuju masa depan yang berkelanjutan di tengah dunia yang tidak menentu.