top of page

Sesi 1A

Menemukan Keseimbangan antara Ketahanan dan Kelestarian Lingkungan

Finding the Right Balance Between Nature and Security

11:30 - 12:45 WIB | Djakarta Theater Ballroom

Saat ini, pemerintah memprioritaskan sejumlah program strategis yang mencakup pertumbuhan ekonomi 8%, swasembada pangan, dan swasembada energi. Dalam mewujudkan agenda tersebut, fokus pembangunan kini diarahkan pada sektor hilirisasi nikel, konstruksi perumahan, pariwisata, food estate, serta pembangunan Hutan Tanaman Energi (HTE) seperti sengon dan sawit. Sayangnya, program-program ini belum sepenuhnya sejalan dengan ambisi iklim nasional seperti FOLU Net Sink 2030 maupun Net-Zero Emission 2060. Kebutuhan untuk pembukaan lahan baik untuk tambang maupun vegetasi tanaman heterogen masih dominan. Selain itu, praktik pengolahan lahan kerap tidak sepenuhnya sesuai dengan rencana tata kelola dan standar yang ada, beresiko menimbulkan degradasi hutan, konfik agraria, serta hilangnya kawasan serapan karbon tanpa memberikan manfaat yang sepadan bagi masyarakat di sekitar.

Sesi ini akan membahas berbagai alternatif yang dapat ditempuh untuk mencapai pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan tanpa harus mengorbankan fungsi ekologis hutan dan komitmen iklim nasional. Di antaranya adalah eksplorasi terhadap sumber-sumber pangan yang lebih ramah lingkungan dan memiliki potensi besar di Indonesia, pengembangan energi terbarukan yang sejalan dengan transisi energi bersih, hingga pengembangan Nature-Based Solution Carbon Trading. Selain itu, sesi ini juga akan membahas dampak ekologis dan sosial-ekonomi dari alih fungsi hutan, serta opsi kebijakan dan pendekatan yang dapat mengintegrasikan kepentingan pembangunan dengan perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Indonesia current administration is prioritizing several strategic programs including achieving 8% economic growth, food self-sufficiency, and energy self-sufficiency. To realize these agendas, development programs are now focused on sectors such as nickel downstream processing, housing construction, tourism, food estates, and the establishment of Energy Plantation Forests (HTE) such as sengon and palm oil plant. Unfortunately, these programs are not yet fully aligned with the country’s climate ambitions, such as the FOLU Net Sink 2030 and Net-Zero Emissions by 2060. Land clearing—whether for mining or monoculture vegetation—remains dominant. Furthermore, land management practices often do not fully comply with existing spatial planning and governance standards, posing risks of forest degradation, agrarian conflicts, and the loss of carbon sink areas without delivering proportional benefits to surrounding communities.

This session will explore various alternatives to achieve sustainable economic growth without compromising the ecological functions of forests and the nation’s climate commitments. These include exploring more environmentally friendly food sources with high potential in Indonesia, developing renewable energy in line with a clean energy transition, and advancing Nature-Based Solution Carbon Trading. Additionally, the session will discuss the ecological and socio-economic impacts of forest conversion, as well as policy approaches that can integrate development goals with environmental protection and community well-being.

Panelist and Moderator

Logo Climate Unit 2.png

© 2021-2025 Foreign Policy Community of Indonesia

Sekretariat FPCI

Mayapada Tower 1, 19th Floor, Unit 02

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28

South Jakarta, Jakarta 12920

  • YouTube
  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram
bottom of page