top of page


Perjalanan transisi energi Indonesia kini berada pada titik kritis, di tengah memuncaknya ketegangan geopolitik global dan dinamika ekonomi yang terus mengubah tatanan global. Hambatan perdagangan yang semakin meningkat, seperti Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) dari Uni Eropa, menekan industri-industri berbasis karbon di Indonesia dan Memperlihatkan kerentanan negara ini dalam perdagangan global. Di saat yang sama, ketidakstabilan geopolitik yang terus berlangsung turut mengancam ketahanan energi Indonesia, mendorong kenaikan subsidi bahan bakar, dan membebani anggaran negara. Di dalam negeri, upaya Indonesia untuk mempercepat pengembangan energi rendah karbon masih menghadapi hambatan dari persepsi bahwa energi fosil lebih dapat diandalkan dan stabil secara geopolitik.
Sesi ini akan membahas bagaimana dinamika geopolitik yang terus berubah semakin memengaruhi agenda iklim dan transisi energi Indonesia. Diskusi akan mengeksplorasi bagaimana Indonesia dapat memanfaatkan mekanisme eksternal seperti regulasi perdagangan karbon untuk mendorong transformasi industri rendah karbon tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, diskusi juga akan menyoroti strategi untuk memperkuat ketahanan energi melalui percepatan pengembangan energi terbarukan, mengubah narasi energi domestik yang masih berpihak pada energi fosil, serta menyesuaikan kembali kemitraan internasional dan strategi pembiayaan Indonesia.
Indonesia’s energy transition journey is entering a critical phase as global geopolitical tensions and economic shifts reshape the playing field. Rising trade barriers, such as the European Union’s Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM), are putting pressure on Indonesia’s carbon-intensive industries while exposing the country’s vulnerability in global trade. At the same time, ongoing geopolitical instability is threatening Indonesia’s energy security, driving up fuel subsidies, and straining the national budget. Domestically, Indonesia’s efforts to accelerate low-carbon energy deployment continue to face resistance from entrenched perceptions that fossil fuels offer greater reliability and geopolitical stability.
This session will examine how shifting geopolitical dynamics are increasingly shaping Indonesia’s climate agenda and energy transition path. It will explore how Indonesia can leverage external mechanisms like carbon trade regulations to drive low-carbon industrial transformation without undermining economic growth. The discussion will also focus on strategies for strengthening energy security through accelerated renewable energy deployment, reshaping domestic energy narratives that currently favor fossil fuels, and recalibrating Indonesia’s international partnerships and financing strategies.
Panelist and Moderator
bottom of page





