top of page

Peluncuran Buku FPCI Climate Unit "Angka & Fakta Perubahan Iklim untuk Masa Depan Indonesia"

  • fpcindonesia
  • Jul 5, 2024
  • 4 min read

Updated: May 7



Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Climate Unit menyelenggarakan peluncuran buku “Angka & Fakta Perubahan Iklim untuk Masa Depan Indonesia” yang diadakan di Perpustakaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap perubahan iklim, buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman para generasi muda Indonesia untuk ikut menjadi bagian dari solusi dan aksi melindungi dunia dari ancaman perubahan iklim, terutama menyongsong Indonesia Emas 2045.


Acara peluncuran buku ini diawali dengan remarks dari:

  1. Dr. Dino Patti Djalal – Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia

  2. Dr. Iwan Syahril, Ph.D. – Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemdikbudristek RI


Beberapa kontributor yang diundang hadir juga memberikan remarks singkat, di antaranya adalah:

  1. H.E. David Fredericks PSM Secretary of Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water (DCCEEW) of Australia

  2. Bapak Rachmat Witoelar – Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Perubahan Iklim (2010-2019)

  3. Danya Tjokroardi – Pendiri We The Genesis 


Acara peluncuran buku ini dihadiri oleh para kontributor yang merupakan pegiat iklim dan lingkungan, akademisi, pemangku kebijakan, komunitas bisnis dan swasta, dan figur publik yang kerap mendukung isu iklim dan lingkungan. Acara ini juga dihadiri oleh korps diplomatik dari Armenia, Belarus, Finlandia, Inggris, Italia, Iran, Kazakhstan, Kenya, Moroko, Tunisia, Ukraina, dan Uni Eropa, pejabat pemerintah asing dari Australia, mitra think tank dan organisasi masyarakat, dan media.


Dr. Indra Gustari at Indonesia Climate Policy Outlook 2024

Dr. Dino Patti Djalal, Pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia


“Hanya 29% orang Indonesia yang menyatakan memiliki pengetahuan terhadap perubahan iklim, dan angka ini adalah yang tertinggi di Asia Pasifik.” 


“We need to make sure carbon market kita secara nasional tumbuh dengan cepat karena ini adalah kunci sukses ekonomi hijau yang sedang dirintis pemerintah. Ekonomi hijau akan lebih berfungsi dengan baik kalau carbon market kita juga bisa tumbuh dgn cepat.”


“Banyak sekali hal-hal yang membuat kita distracted dari upaya perubahan iklim dan mengalihkan sumber-sumber daya penting dari upaya untuk mencapai net-zero transition. Uang itu sebetulnya ada, tapi tersedot untuk membayarkan perang. Sumber daya, uang, dan lain-lain banyak tersedot untuk geopolitik, pertahanan, dan beli senjata. Padahal, kita ada perang yang lebih urgent yaitu perubahan iklim."


“The key is for the finance department to really come up with a very strong regulation and incentive to develop the carbon market, and usually, if the government sets the incentive, regulation, and a medium-term plan, the private sector will come along. I also want to see a more aggressive move by Indonesian companies in the ESG (Environment, Social, and Governance) sector. ESG now is the wave for the future in terms of investment and economic growth.”

Dr. Marlistya Citraningrum at Indonesia Climate Policy Outlook 2024

Dr. Iwan Syahril, Ph.D., Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kemdikbudristek RI


“Bapak [Dino Patti Djalal] sampaikan target [dari buku ini] adalah anak muda dan saya rasa itu target yang sangat strategis untuk kita kedepan. Semakin cepat generasi muda kita memiliki pemahaman, sense of urgency tentang climate change, tentunya akan semakin baik dalam upaya kita untuk menghasilkan solusi untuk Indonesia dan dunia.”


“Buku “Angka & Fakta Perubahan Iklim untuk Masa Depan Indonesia” ini, yang ditulis oleh 30 orang kontributor dari berbagai kalangan, saya kira dapat menjadi salah satu rujukan utama dalam apa yang perlu kita lakukan untuk penanganan perubahan iklim di Indonesia dan tentunya di dunia.”


“Dampak dari perubahan iklim itu lebih dahsyat daripada dampak COVID-19 kemarin. Jika kita bayangkan pada waktu kita mengalami COVID-19, begitu berat dan menakutkannya hal yang harus kita jalani, kita tidak tahu apakah kita akan masih ada di bulan depan dan seterusnya, perubahan iklim ini jauh lebih dahsyat dampaknya jika kita tidak bergerak dari sekarang.”



Nadia Hadad at Indonesia Climate Policy Outlook 2024

Bapak Rachmat Witoelar, Utusan Khusus Presiden Indonesia untuk Perubahan Iklim (2010-2019)


“Policy-policy mengenai climate change tidak bisa diturunkan dari atas. Bukan top-down, it should be a bottom-up phenomenon.”


“To overcome climate change, we should not only involve the government, but also NGOs, intellectuals, universities, and young people. My peers and alumni of the Bali Roadmap are going to the next COP to persuade more NGOs and universities to proceed to take part in the decision-making of climate policy. Otherwise, climate policy will fall on deaf ears.” 


“COP29 should be continuous of the previous COPs. The hope is that COP29 will be a continuous and consistent effort. There should be more involvement from NGOs, young people, and academia. The government comes and goes but the people don’t, the young people who will be there in the next 40-50 years.”



Andhyta F. Utami at Indonesia Climate Policy Outlooko 2024

H.E. David Fredericks PSM, Secretary of the Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water (DCCEEW) of Australia


“In practical terms, Australia and Indonesia face joint challenges. Rising sea level is going to be a problem for both our countries. So we have shared problems in our countries, in our region, in the world, and we need shared solutions too.”


“I’ve had a wonderful two days here in Indonesia and I’ve been very proud to have detailed conversations with representatives of government, business, and civil society across the Indonesian system, where we discover that not only do we recognize that we place common challenges, but we also understand that there are common solutions and that we are greater for working in partnership than we can ever be working individually.”


“Misinformation has become a great challenge to educationists, to public policy advisors, to government decision-makers. Misinformation has become a very difficult issue that we need to tackle in order to get the truth to our citizenry. And so I think this book is a wonderful way to get the truth to our kids because, at the end of the day, they are the ones in the next 10, 20, 40 years that are going to living the future.”



Gita Syahrani at Indonesia Climate Policy Outlook 2024

Danya Tjokroardi, Pendiri We The Genesis


“Yang diajarkan kepada kami [siswa-siswi] hanya 50% dari realitanya. Motivasi project-based learning and experiential learning is what we need. Pendidikan iklim di Indonesia berfokus pada sains dan ilmiah. Sayangnya, inovasi ilmiah tanpa adanya kekuatan struktural dan politik untuk mewujudkannya tidak akan menyelesaikan krisis iklim.”


“Apakah inovasi iklim berhenti pada penyerahan medali dan prestasi? Harapan saya tidak. Pada buku yang hari ini diluncurkan, buku Angka & Fakta Perubahan Iklim untuk Masa Depan Indonesia (Essential Climate Numbers for Our Survival), buku ini memaparkan realita. Sains yang dibarengi juga dengan politik dan teknokratik.”


“Pendidikan iklim harus melampaui ujian. It cannot stay within the walls of our classes, which is why I am endlessly grateful for FPCI for always involving young people. Forum dan buku ini adalah selangkah maju dalam pendidikan iklim di Indonesia.” 

Comments


Logo Climate Unit 2.png

© 2021-2025 Foreign Policy Community of Indonesia

Sekretariat FPCI

Mayapada Tower 1, 19th Floor, Unit 02

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 28

South Jakarta, Jakarta 12920

  • YouTube
  • Twitter
  • Facebook
  • Instagram
bottom of page