Indonesia, dalam upayanya mencapai target emisi net-zero pada tahun 2060 atau lebih cepat, telah mencoba mengimplementasikan berbagai mekanisme pendanaan yang diharapkan dapat mendukung agenda tersebut secara finansial. Beberapa pencapaian Indonesia dalam keuangan iklim di antaranya menjadi salah satu negara penerbit sukuk hijau dan blue bonds terkemuka di dunia; melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indonesia telah mengembangkan panduan Climate Risk Management and Scenario Analysis untuk menanamkan keuangan berkelanjutan dalam institusi keuangan domestik; Indonesia Integrated National Financing Framework menjadi salah satu kerangka blended finance terbaik di dunia; dan Indonesia mendukung upaya konservasi maritim bersama World Bank melalui coral bonds, serta penukaran hutang dengan Amerika Serikat.

Walaupun Indonesia sudah menjadi bagian dari beberapa skema pendanaan iklim, pendanaan tersebut belum cukup untuk mencapai target iklim Indonesia. Kebijakan lainnya yang dapat memperluas ruang fiskal, seperti pajak karbon dan pengurangan subsidi bahan bakar fosil, untuk meningkatkan pendanaan proyek dekarbonisasi sejauh ini belum terlaksana.

Sesi "Mampukah Indonesia Mendanai Jalan Keluar dari Krisis Iklim?" bertujuan untuk membahas strategi dan solusi pendanaan yang diperlukan untuk mendukung ambisi iklim Indonesia, mulai dari tantangan hingga solusi dalam memobilisasi dana untuk mencapai net-zero, melalui pandangan para pakar dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, swasta, dan akademisi.